Trip to Bintan Part 1
Halo semuanya!
Kali ini aku akan berbagi tentang
informasi mengenai tempat yang aku kunjungi beberapa waktu lalu.
Seperti mayoritas orang lainnya yang cinta
kejelasan dan ke-spesifikan, akupun selalu meriset informasi tentang tempat,
membuat list destinasi, membuat perbandingan harga (alias cari harga yang ramah
dikantong huheh) dan memperkirakan jarak tempuh sebelum berpergian. Lalu,
berdasarkan pengalamanku riset tentang destinasi ini, jyujyuur agak sulit
karena jarang ada blog terbaru mengenai rekomendasi yang asli (bukan endorse)
tentang akomodasi, transportasi sampai kuliner yang wajib dicoba. Ada siih beberapa
blog tapi itu sudah dahulu kala.
So, I decided to make this!
Let’s begin...
Tempat yang aku kunjungi adalah
Bintan, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Bintan merupakan pulau
yang terbesar di Kepulauan Riau, terbentang di sebrang Singapura dan Johor
Baru, Malaysia. Tempat ini masih terdengar asing bagi banyak orang karena
memang tidak sepopuler Bali, Lombok, atau Karimun Jawa. Namun, destinasi wisata
ini sangat worth it untuk masuk kedalam bucket list mu!
Day 1, March 11th,
2021
Perjalananku dimulai dari
Jakarta, travel-mates ku Fhia, Ezra dari Jambi dan beruntungnya kami ditemani
oleh akamsi selama perjalanan :D, Kak Visca dari Batam. Meeting point
kami di Pelabuhan Punggur pukul 15.00 WIB. Dari Bandara Hang Nadim ke Pelabuhan
Punggur memakan waktu sekitar 20 - 30 menit. Kami membeli tiket menuju Tanjung
Pinang seharga 67,500 dan kapal kami berangkat pukul 15.15 WIB. Menurut
informasi dari penjaga tiket, bahwa kapal menuju Tanjung Pinang berangkat
setiap setengah jam sekali. Sehingga jika kami terlambat, masih bisa menunggu
untuk kapal berikutnya.
Oh iya, Pelabuhan Punggur is
beyond my expectation, ku fikir bakalan kaya Muara Angke wkkwkw ada yang
jual ikan ikan gitu atau ada becek-becek nya xD. It turns out, ternyata
buagusss banget!! Pelabuhannya sudah ditata dengan baik, ada Boarding Lounge
dengan view lautan, ada kafe, ada minimarket, kita bisa waiting with
a view. Kapalnya juga bagus, kapal khusus penumpang yang dilengkapi dengan AC
(beneran AC ya bukan angin cepoi). Tapi jika kalian mau memilih
menghirup udara segar alias kena angin laut juga bisa duduk duduk santai
dibagian depan dan dibelakang kapal. Saat itu, Aku, Fhia, dan Ezra memilih
untuk menikmati deburan ombak biru laut dengan awan cerah sejauh mata
memandang. Rasanya rugi kalau dihabiskan dengan tidur saja. Setelah beberapa
lama ternyata pusing juga haahhaa. Akhirnya kami pindah kedalam kembali.
Setelah kurang lebih 1.15 menit
perjalanan laut, sampailah kami di Pelabuhan Sri Bintan Pura di Tanjung Pinang.
Sesampainya disana, kami langsung memesan transportasi online menuju Hotel,
kalian jangan kaget dengan orang-orang Pelabuhan yang menawarkan taksi atau
ojek. Warga lokal disana masih banyak memakai cara yang konvensional dan ada
beberapa yang sudah dibilang tidak tapi masih bersikukuh untuk mengikuti kita.
Tapi jangan khawatir, mereka baik baik kok, kita cukup bilang tidak dan bilang
sudah dijemput. Dari pintu keluar Pelabuhan, harus jalan kaki menuju gerbang
keluar karena transportasi online dilarang masuk ☹ yaah gitulah jadi harus bawa koper sampai luar
gerbang Pelabuhan.
Hotel yang kami pesan melalui Instagram, bernama Bintan Beach Resort Hotel @bintanbeachresort, sebenarnya pesan melalui Traveloka juga bisa, namun saat itu kami request untuk connecting room sehingga langsung pesan melalui CP hotel. Lagi-lagi penginapan di Bintan Beach ini diluar ekspektasiku, soalnya harganya itu standaaar hanya Rp 250,000 per kamar dengan view straight to the beach:”)! Sudah dilengkapi dengan wifi, kolam renang, dan sarapan. Worth it bangettttt ngettt no debat kalo kata orang-orang mah. Special thanks to Kak Visca yang sudah merekomendasikan Hotel ini. Walaupun namanya Bintan Beach Resort, hotel ini tidak terletak di Bintan namun berada di Kota Tanjung Pinang. Lokasinya sekitar 10 menit perjalanan mobil dari Pelabuhan. Sore itu, kami memutuskan untuk jalan-jalan disekitar hotel sambil menikmati senja (jiakhh, anak senja banget gitu).
Malam hari, kami makan ayam bakar dengan sambal khas tanjung pinang yang ada manis-manisnya, enakk (7.5/10). Lalu kami memilih untuk beristirahat sambil staycation dengan main Uno dan permainan kartu lainnya di kamar. Pertama main, aku kalah telak. Sebagai manusia dermawan, ya aku ngalah aja dulu sambil melihat seberapa jauh kemampuan mereka wkwkkw. Aku baru tau, ternyata main kartu bisa seseru dan se-deg degan itu. Sebelum tidur, kami menyiapkan barang untuk perjalanan besok.
Comments
Post a Comment